Pemain belakang Persipura dan Timnas Indonesia, Richardo Salampessy mengatakan, gelar ISL yang diraih ‘Mutiara Hitam’ pada musim ini sangat berarti baginya. “Saya sudah pernah juara bersama Persipura dimusim 2008/2009 lalu. Namun gelar kali ini lebih emosinal bagi saya,” kata Richardo Salampessy di Jayapura seperti yang dilansir Tabloid Jubi.
Menurutnya, salah satu yang membuat gelar juara ISL yang diraihnya bersama Persipura kali ini begitu spesial, karena ia harus asen selama 7 bulan, akibat cedera lutut yang dideritanya. “Saat saya pulih dari cedera. Saya langsung main dipartai yang menentukan, yakni melawan Persisam Samarinda. Itu adalah pertandingan yang sungguh luar biasa dan begitu berarti bagi saya,” ujarnya.
Dikatakannya, sejak awal musim ini sebenarnya ia sudah punya keyakinan jika Persipura akan keluar sebagi juara. Mengingat dimusim sebelumnya, meski harus bermain di Stadion Andi Matalatta Makassar selama putaran pertama karena Stadion Mandala dalam tahap renovasi. Namun ‘Mutira Hitam’ masih bisa finish di peringkat ke-2 ISL dan hanya selisih 1 poin dari Arema Malang yang keluar sebagai juara.
“Saya sudah yakin juara saat kami bermain away melawan, Sriwijaya, Persib Bandung, dan Persija Jakarta. Dari 3 laga ini kami berhasil meraih hasil yang maksimal. Namun laga yang paling berat bagi kami dimusim ini menurut saya, adalah menghadapi Semen Padang. Dari dua laga baik tandang maupun kandang, kami hanya bisa bermain seri,” terangnya.
Baginya, keberhasilan Persipura meraih gelar kompetisi tertinggi Indonesia untuk ke-3 kalinya musim ini, tak lepas dari peran seorang Jacksen F Tiago. “Dia adalah pelatih yang luar biasa. Setiap musim selalu saja ada pemain muda yang diorbitkan. Walau tegas, namun Jacksen tetap bisa berbaur dan mengerti keinginan pemain,” tandas Richardo Salampessy. (TabloidJubi)
Menurutnya, salah satu yang membuat gelar juara ISL yang diraihnya bersama Persipura kali ini begitu spesial, karena ia harus asen selama 7 bulan, akibat cedera lutut yang dideritanya. “Saat saya pulih dari cedera. Saya langsung main dipartai yang menentukan, yakni melawan Persisam Samarinda. Itu adalah pertandingan yang sungguh luar biasa dan begitu berarti bagi saya,” ujarnya.
Dikatakannya, sejak awal musim ini sebenarnya ia sudah punya keyakinan jika Persipura akan keluar sebagi juara. Mengingat dimusim sebelumnya, meski harus bermain di Stadion Andi Matalatta Makassar selama putaran pertama karena Stadion Mandala dalam tahap renovasi. Namun ‘Mutira Hitam’ masih bisa finish di peringkat ke-2 ISL dan hanya selisih 1 poin dari Arema Malang yang keluar sebagai juara.
“Saya sudah yakin juara saat kami bermain away melawan, Sriwijaya, Persib Bandung, dan Persija Jakarta. Dari 3 laga ini kami berhasil meraih hasil yang maksimal. Namun laga yang paling berat bagi kami dimusim ini menurut saya, adalah menghadapi Semen Padang. Dari dua laga baik tandang maupun kandang, kami hanya bisa bermain seri,” terangnya.
Baginya, keberhasilan Persipura meraih gelar kompetisi tertinggi Indonesia untuk ke-3 kalinya musim ini, tak lepas dari peran seorang Jacksen F Tiago. “Dia adalah pelatih yang luar biasa. Setiap musim selalu saja ada pemain muda yang diorbitkan. Walau tegas, namun Jacksen tetap bisa berbaur dan mengerti keinginan pemain,” tandas Richardo Salampessy. (TabloidJubi)
0 komentar:
Posting Komentar