Oleh : Joris Stef Omkarsba
Diposting By: Kesusastraan Papua, Pada Forum "West Papua Indigenous Peoples"
Kepala Department of Social and Cultural Anthropology, VU University Asmterdam, Dr. Freek Colombijn, dalam buku The Politics of Football in Indonesia menyebut bahwa sepak bola dan masyarakat atau sepak bola dan politik sangat erat kaitannya, bahwa sejarah integrasi, nasionalisme, dan modernisasi Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan sepak bola. Sebagaimana juga Ir. Soeratin Sosrosoegondo saat memprakarsai pendirian PSSI pada 1930 juga meletakan landasan persatuan dan perjuangan menuju Indonesia Merdeka tahun 1945. Bagaimana dengan Tim berjuluk Mutiara Hitam Persipura Jayapura dengan kostum kebesaran Merah Hitam ??
Masih hangat dibicarakan dan update berita terbaru di jejaring social facebook hari ini, Bochi, sang kapten Persipura Jayapura dipanggil kembali untuk bergabung membela Tim Nasional Merah Putih, pasca mandulnya Timnas dan menela kekalahan dalam piala AFF melalui strategy naturalisasi. Namun sebelumnya, Bochi,Tibo dan Octo Maniani dicoret oleh sang pelatih Alfred Riedl yang konon memiliki bayaran termahal melampaui aturan FIFA.
Pencoretan Bochi, Tibo dan Octo seakan menimbulkan luka dan kemarahan seluruh rakyat Papua. Banyak komentar kekecewaan didunia maya yang menganggap PSSI dan Indonesia menganaktirikan Orang Papua. Sebaliknya, bak gayung bersambut, Persipura melalui Bochi dan Tibo mempersembahkan goal-goal indah kelas dunia dan mengantarkan persipura menduduki rangking 1klasemen sementara dan pencetak gol terbanyak liga tertinggi di Tanah Air ISL. Pada level Asia AFC, kembali lagi, Bochi, Tibo, Lukman dan mutiara-mutiara hitam menahan Tim Hongkong dan mempermalukan East Beangal India di Senayan dimana PSSI yang mencoret Pemain Papua bermarkas.
Tradaaa…coret dorang saja, barang kam yang tau main bola jadi. PSSI pun membuka mata dan tanpa malu-malu menjilati ludah sendiri, memanggil Bochi kembali dan tidak tanggung-tanggung meminang Jackson Tiago dan Rahmat Darmawan yang konon lebih mengerti dan mampu berhasil membina pemain-pemain Papua selama menukangi Persipura. Rupanya mungkin hipotesa Riedl salah. Ahh mana mungkin pelatih dengan bayaran paling mahal koq bisa salah ??? yang B saja. Tapi itu fakta bahwa Riedl salah. Sama juga seperti George Saa yang menembus Olympiade Fisika. Hipotesa kalangan ilmuwan mengatakan bahwa itu sesuatu hal yang mustahil karena hanya anak berkecukupan secara ekonomi yang mampu meraih prestasi seperti itu. Tapi lagi-lagi fakta bahwa Papua memang beda, Papua adalah pengecualian!!!
Ada beberapa factor yang belum dan tidak akan pernah dimengerti oleh orang yang menangani Papua tidak dengan hati. Kenapa Bochi dan kawan-kawan ketika bermain dengan Persipura selalu tampil gemilang ? tapi ketika tampil membela timnas dengan hipotesa disiplin, selalu dicoret ? ada apa dengan Riedl dan BTN ??
Kembali pada teori Dr. Freek Colombijn dan Ir. Soeratin Sosrosoegondo diatas bahwa sepakbola dan masyarakat dan Sepakbola dan Politik adalah hal yang berkaitan dan saling mempengaruhi. Tidak semata-mata hanya disiplin. Bochi, Tibo, Lukman, Ian dan teman-teman tentu akan berbeda penampilannya ketika membela Persipura dibandingkan timnas dengan disipliner gaya Riedl dan Nurdin Halid.
Merah yang merupakan darah sebagai lambang semangat, hitam yang merupakan warna kulit orang Papua, Permainan bola dari kaki ke kaki bak irama Yospan dan julukan Mutiara Hitam menjadi roh yang seakan-akan menghipnotis Bochi dan kawan-kawan untuk selalu tampil gemilang membela harga diri bangsa Papua melalui sepakbola.
Selain era Black Brothers dan grup Mambesak yang mampu membangkitkan dan menyatukan rakyat Papua yang heterogen melalui musik dan tariannya, Persipura tampil dengan sepakbola ala Yospan mampu menyatukan seluruh masyarakat Papua tanpa mampu dibendung oleh Otonomi yang kebablasan dan seakan-akan mencabik-cabik persatuan yang telah dibangun lama oleh segenap komponen rakyat Papua.
Besok 13 April 2011, Stadion Mandala akan menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah Papua dalam sepakbola International..Merah Hitam akan berkibar, sepakbola Yospan akan diperagakan, mutiara-mutiara hitam akan berkilau..seluruh masyarakat Papua berbondong-bondong dari seluruh penjuru Tanah Papua bersatu menyaksikan peristiwa penting sepakbola berskala international di Tanah Papua ini untuk Menyaksikan Bochi dan kawan-kawan bermain gemilang di bumi cendrawasih ini. Seluruh energy Orang Papua yang tidak nonton di Mandala akan menatap layar kaca di Global TV jam 15.30.waktu Papua.
Jackson Tiago telah berhasil menyatukan energy anak-anak Papua dengan kunci rendah hati dan takut akan Tuhan...Bochi dan kawan-kawan bermain gemilang dengan semangat idealisme, Barnabas Suebu atas nama rakyat Papua mempersembahkan Mandala siap pakai menyambut ajang International ini. 140 orang karyawan PT.Freeport gunakan pesawat khusus untuk terbang ke Jayapura, ratusan pelarian di kapal-kapal putih, pesawat yang penuh dari setiap kabupaten di Tanah Papua menuju Jayapura menjelang hari H.
Merah Darahku.
Masih hangat dibicarakan dan update berita terbaru di jejaring social facebook hari ini, Bochi, sang kapten Persipura Jayapura dipanggil kembali untuk bergabung membela Tim Nasional Merah Putih, pasca mandulnya Timnas dan menela kekalahan dalam piala AFF melalui strategy naturalisasi. Namun sebelumnya, Bochi,Tibo dan Octo Maniani dicoret oleh sang pelatih Alfred Riedl yang konon memiliki bayaran termahal melampaui aturan FIFA.
Pencoretan Bochi, Tibo dan Octo seakan menimbulkan luka dan kemarahan seluruh rakyat Papua. Banyak komentar kekecewaan didunia maya yang menganggap PSSI dan Indonesia menganaktirikan Orang Papua. Sebaliknya, bak gayung bersambut, Persipura melalui Bochi dan Tibo mempersembahkan goal-goal indah kelas dunia dan mengantarkan persipura menduduki rangking 1klasemen sementara dan pencetak gol terbanyak liga tertinggi di Tanah Air ISL. Pada level Asia AFC, kembali lagi, Bochi, Tibo, Lukman dan mutiara-mutiara hitam menahan Tim Hongkong dan mempermalukan East Beangal India di Senayan dimana PSSI yang mencoret Pemain Papua bermarkas.
Tradaaa…coret dorang saja, barang kam yang tau main bola jadi. PSSI pun membuka mata dan tanpa malu-malu menjilati ludah sendiri, memanggil Bochi kembali dan tidak tanggung-tanggung meminang Jackson Tiago dan Rahmat Darmawan yang konon lebih mengerti dan mampu berhasil membina pemain-pemain Papua selama menukangi Persipura. Rupanya mungkin hipotesa Riedl salah. Ahh mana mungkin pelatih dengan bayaran paling mahal koq bisa salah ??? yang B saja. Tapi itu fakta bahwa Riedl salah. Sama juga seperti George Saa yang menembus Olympiade Fisika. Hipotesa kalangan ilmuwan mengatakan bahwa itu sesuatu hal yang mustahil karena hanya anak berkecukupan secara ekonomi yang mampu meraih prestasi seperti itu. Tapi lagi-lagi fakta bahwa Papua memang beda, Papua adalah pengecualian!!!
Ada beberapa factor yang belum dan tidak akan pernah dimengerti oleh orang yang menangani Papua tidak dengan hati. Kenapa Bochi dan kawan-kawan ketika bermain dengan Persipura selalu tampil gemilang ? tapi ketika tampil membela timnas dengan hipotesa disiplin, selalu dicoret ? ada apa dengan Riedl dan BTN ??
Kembali pada teori Dr. Freek Colombijn dan Ir. Soeratin Sosrosoegondo diatas bahwa sepakbola dan masyarakat dan Sepakbola dan Politik adalah hal yang berkaitan dan saling mempengaruhi. Tidak semata-mata hanya disiplin. Bochi, Tibo, Lukman, Ian dan teman-teman tentu akan berbeda penampilannya ketika membela Persipura dibandingkan timnas dengan disipliner gaya Riedl dan Nurdin Halid.
Merah yang merupakan darah sebagai lambang semangat, hitam yang merupakan warna kulit orang Papua, Permainan bola dari kaki ke kaki bak irama Yospan dan julukan Mutiara Hitam menjadi roh yang seakan-akan menghipnotis Bochi dan kawan-kawan untuk selalu tampil gemilang membela harga diri bangsa Papua melalui sepakbola.
Selain era Black Brothers dan grup Mambesak yang mampu membangkitkan dan menyatukan rakyat Papua yang heterogen melalui musik dan tariannya, Persipura tampil dengan sepakbola ala Yospan mampu menyatukan seluruh masyarakat Papua tanpa mampu dibendung oleh Otonomi yang kebablasan dan seakan-akan mencabik-cabik persatuan yang telah dibangun lama oleh segenap komponen rakyat Papua.
Besok 13 April 2011, Stadion Mandala akan menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah Papua dalam sepakbola International..Merah Hitam akan berkibar, sepakbola Yospan akan diperagakan, mutiara-mutiara hitam akan berkilau..seluruh masyarakat Papua berbondong-bondong dari seluruh penjuru Tanah Papua bersatu menyaksikan peristiwa penting sepakbola berskala international di Tanah Papua ini untuk Menyaksikan Bochi dan kawan-kawan bermain gemilang di bumi cendrawasih ini. Seluruh energy Orang Papua yang tidak nonton di Mandala akan menatap layar kaca di Global TV jam 15.30.waktu Papua.
Jackson Tiago telah berhasil menyatukan energy anak-anak Papua dengan kunci rendah hati dan takut akan Tuhan...Bochi dan kawan-kawan bermain gemilang dengan semangat idealisme, Barnabas Suebu atas nama rakyat Papua mempersembahkan Mandala siap pakai menyambut ajang International ini. 140 orang karyawan PT.Freeport gunakan pesawat khusus untuk terbang ke Jayapura, ratusan pelarian di kapal-kapal putih, pesawat yang penuh dari setiap kabupaten di Tanah Papua menuju Jayapura menjelang hari H.
Merah Darahku.
Hitam Kulitku.
Yospan Tarianku.
Mutiara Hitam julukanku.
Keriting Rambutku.
AKU PAPUA !!!
DIATAS BATU INI SAYA MELETAKAN PERADABAN ORANG PAPUA,SEKALIPUN ORANG MEMILIKI KEPANDAIAN TINGGI,AKAL BUDI DAN MARIFAT, TETAPI TIDAK DAPAT MEMIMPIN BANGSA INI. BANGSA INI AKAN BANGKIT DAN MEMIMPIN DIRINJA SENDIRI. (Domine Izaak Samuel Kijne, Wasior 25 Oktober 1925)
DIATAS BATU INI SAYA MELETAKAN PERADABAN ORANG PAPUA,SEKALIPUN ORANG MEMILIKI KEPANDAIAN TINGGI,AKAL BUDI DAN MARIFAT, TETAPI TIDAK DAPAT MEMIMPIN BANGSA INI. BANGSA INI AKAN BANGKIT DAN MEMIMPIN DIRINJA SENDIRI. (Domine Izaak Samuel Kijne, Wasior 25 Oktober 1925)
0 komentar:
Posting Komentar